20 Tahun Tsunami Aceh,Pemkab Aceh Singkil Gelar Istighosah Akbar dan Zikir Bersama -->

Live berita akrual

Monetag_ads

20 Tahun Tsunami Aceh,Pemkab Aceh Singkil Gelar Istighosah Akbar dan Zikir Bersama

24/12/25



ACEH SINGKIL – Memperingati dua dekade tragedi tsunami dahsyat yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004, Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil menggelar Doa, Istighosah Akbar, dan Zikir Bersama pada Rabu (24/12/2025). Kegiatan yang berlangsung khidmat ini menjadi momentum refleksi spiritual sekaligus pengingat atas kekuasaan Allah SWT.


Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Aceh Singkil, pimpinan dan anggota DPRK, serta jajaran Forkopimda yang meliputi Dandim 0109, Kapolres, Kepala Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri, dan Ketua Mahkamah Syariah. Hadir pula para alim ulama, tokoh masyarakat, tokoh adat, serta pimpinan organisasi keagamaan. Tausiyah dan bimbingan doa dipandu langsung oleh Ustadz Drs. H. Qaharuddin Kombih, M.Ag.


Bupati Aceh Singkil, H. Safriadi Oyon, S.H., dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan ini bukanlah sekadar seremonial tahunan. Menurutnya, tsunami adalah pelajaran besar tentang keterbatasan manusia di hadapan Sang Pencipta.


"Tsunami mengajarkan kita bahwa kekuasaan Allah SWT berada di atas segala-galanya. Manusia wajib senantiasa berserah diri, memperbaiki hubungan dengan Sang Khalik, serta menjaga hubungan baik dengan sesama," ujar Bupati Safriadi.


Peringatan tahun ini terasa kian mendalam mengingat sejumlah wilayah di Aceh baru saja dilanda bencana banjir dan tanah longsor pada Desember 2025. Bupati menekankan bahwa rentetan peristiwa alam ini harus disikapi secara bijak, baik secara lahiriah maupun batiniah.


Ia mengingatkan masyarakat agar lebih arif dalam mengelola lingkungan dan memperkuat solidaritas sosial. "Bencana bukan semata peristiwa alam, tetapi pengingat agar manusia tidak lalai menjaga keseimbangan alam dan nilai-nilai kehidupan," tambahnya.


Lebih lanjut, Pemkab Aceh Singkil berkomitmen untuk memperkuat pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Bupati menegaskan bahwa mitigasi bencana akan terus ditingkatkan melalui kolaborasi erat antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.


"Pembangunan daerah tidak hanya bertumpu pada aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga harus ditopang oleh kekuatan iman, akhlak, serta kepedulian terhadap alam," tegasnya.


Kegiatan ditutup dengan doa bersama yang dipanjatkan agar Aceh Singkil dijauhkan dari marabahaya, dikuatkan persatuannya, serta diberkahi dalam setiap langkah pembangunannya. Melalui momentum ini, diharapkan Aceh Singkil dapat bangkit menjadi daerah yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga kokoh secara spiritual dan harmonis dengan alam.(Maksum)