ACEH SINGKIL – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil sukses menggelar Sidang Yudisium Angkatan XVIII Tahun 2025 di aula kampus setempat, Sabtu (27/12). Puluhan mahasiswa secara resmi dikukuhkan sebagai Sarjana (S1) setelah menuntaskan seluruh kewajiban akademik dan administrasi.
Ketua STAI Syekh Abdur Rauf (STAISAR), Dr. T. H. Abi Hasan, MH, M.Ag dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi para lulusan. Ia menekankan bahwa gelar akademik yang kini melekat pada nama para mahasiswa membawa tanggung jawab moral yang besar kepada masyarakat.
"Lulusan STAI Syekh Abdur Rauf bukan sekadar sarjana di atas kertas, melainkan sosok intelektual yang siap berbakti demi kemajuan umat dan bangsa," tegas Ketua STAI dalam pidatonya.
Ada tiga pesan utama yang disampaikan pihak kampus kepada para alumni baru:
•Integritas: Menjaga nama baik almamater melalui perilaku dan akhlakul karimah.
•Kontribusi: Menjadi agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman di Aceh Singkil.
•Pembelajar Sepanjang Hayat: Terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak merasa cukup dengan gelar strata satu.
Di tengah suasana khidmat, terselip kisah menyentuh dari salah satu peserta yudisium, Rosid Hidayat Berutu. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai wartawan ini resmi menyandang gelar Sarjana Hukum (S.H.).
Rosid merupakan mahasiswa angkatan 2021 yang memulai studinya di tengah terjangan pandemi Covid-19. Meski harus membagi waktu antara pekerjaan sebagai "kuli tinta" dan urusan keluarga, ia berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu.
Namun, di hari bahagianya, Rosid tak mampu membendung air mata saat mengenang mendiang sang ibu yang telah tiada sebelum sempat melihatnya mengenakan toga.
"Mak, hari ini anak bungsumu mendapatkan gelar sarjananya. Inilah hari yang selalu Mamak tanyakan, kapan kamu wisuda? Tapi setelah selesai, Mamak sudah tidak ada lagi di dunia ini," ungkap Rosid dengan nada bergetar.
Keberhasilan Rosid menuai apresiasi dari rekan-rekan sejawatnya sesama jurnalis. Ia dianggap sebagai inspirasi bagi para pekerja yang tetap mengutamakan pendidikan di tengah kesibukan profesi. Rosid sendiri menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada almarhum kedua orang tuanya, istri, keluarga besar Berutu, serta jajaran dosen yang selalu mendukungnya.
"Jangan jadikan usia sebagai penghalang untuk menuntut ilmu. Selagi raga dikandung badan, kejarlah ilmu itu," pesan Rosid.
Pasca yudisium ini, Rosid berencana melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia menargetkan untuk mengambil program Magister Hukum Kesehatan (M.H.Kes) guna memperdalam spesialisasi keilmuannya.
Pihak STAI Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil berharap, lulusan Angkatan XVIII ini dapat menjadi pilar pembangunan daerah, baik di sektor pendidikan, hukum, keagamaan, maupun sosial kemasyarakatan.(Maksum)

