Jakarta — Perayaan Natal yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno kembali menjadi momentum penuh sukacita bagi umat Kristiani. Dalam suasana syukur, para pemimpin gereja dan jemaat menegaskan makna kelahiran Yesus sebagai bukti kasih Tuhan yang mengangkat manusia menjadi anak-anak-Nya—dijaga, dipelihara, dan diberkati.
Para pemimpin gereja menyampaikan bahwa kehadiran Tuhan ke dunia adalah wujud cinta yang mengadopsi umat manusia menjadi bagian dari keluarga surgawi. “Dengan lahirnya Yesus, mereka yang percaya telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Tuhan menjaga, melindungi, dan memelihara kita,” ujar salah satu pemimpin ibadah.
Pada momentum ini, beberapa pejabat negara yang turut hadir juga menyampaikan doa dan dukungan bagi perayaan Natal nasional, sekaligus menjalin diskusi terkait peran gereja dalam membantu berbagai situasi yang terjadi di Indonesia, termasuk kondisi masyarakat yang tengah mengalami bencana di Sumatera.
Pihak penyelenggara mengungkapkan rasa syukur karena setiap tahun perayaan Natal di GBK dapat terselenggara dengan baik. Mereka mengenang bagaimana pada tahun 2002, ketika cuaca ekstrem melanda Jakarta, hujan justru tidak memasuki area stadion saat ibadah berlangsung—dipandang sebagai penyertaan Tuhan bagi umat-Nya.
“Setiap kali kita merayakan Natal, Tuhan selalu berkenan. Ketika kita menjaga persahabatan dan persatuan, alam pun bersahabat,” sambung panitia.
Terkait kehadiran pejabat negara, panitia menegaskan bahwa dukungan doa dan kehadiran mereka merupakan bentuk solidaritas. Namun, untuk teknis perhelatan dan keputusan keprotokolan, pihak gereja menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas terkait.
Selain itu, beberapa jemaat juga memberikan kesaksian mengenai mukjizat yang mereka alami melalui pelayanan gereja. Salah satunya adalah kesaksian mengenai pengalaman penyembuhan melalui pelayanan doa dan perjamuan kudus di Gereja Tiberias.
Perayaan Natal tahun ini juga ditutup dengan tampilan kembang api, menambah kemeriahan malam penuh pujian itu. Ketua panitia, Pendeta Elpri Sirait dan Pendeta Kosasih, menjelaskan bahwa seluruh persiapan telah dilakukan secara maksimal, termasuk pengamanan, pengaturan jemaat, hingga koordinasi lintas sektor agar ibadah berjalan aman dan tertib.
Pihak panitia berharap perayaan tahun ini membawa damai bagi seluruh umat beragama dan menjadi pengingat bahwa kasih Tuhan hadir bagi siapa pun yang mau percaya.
“Semoga melalui perayaan ini, kita semua dapat menjadi pembawa damai, memelihara persaudaraan, dan terus berharap kepada Tuhan,” tutup panitia.
//supri








