Disadari atau tidak oleh kita segenap anak bangsa, kehadiran dua sosok fenomenal, drs Ir. Joko Widodo sebagai Presiden RI 2 priode dan Gibran Raka Buming Raka ( Anak sulung Joko Widodo ), yang baru 1 tahun dilantik sebagai Wakil Presiden, cukup menghebohkan perhelatan politik serta pemerintahan tanah air, alias dapat dibilang " " mencelakai alur perjalanan sejarah bangsa".
Oleh : Ncuhi Pajo
Cucu Raja Pajo
Pemerhati Bangsa dari selatan
Bapak & Anak Sama - sama Ijazah Palsu. ?
Sungguh memalukan Bangsa.
Luka bangsa akibat di cabik cabik harta kekayaanya, juga dikotori nama baiknya NKRI, konon menggunakan ijazah palsu oleh Jokowi, kini diperparah lagi dengan tampilnya Gibran Rakabuming Raka, selaku anak sulung Joko Widodo, berdiri di pucuk pimpinan Negara Kesatua Republik Indonesia ( NKRI ) sebagai Wakil Presiden. Parahnya kedua tokoh terpenting bangsa itu, sama - sama ditengarai tidak tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ). Sedangkan persyaratan seseorang baru bisa diterima sebagai calon mulai dari bupati walikota sampai ke presiden dan wakil nya, minimal harus berijazah setingkal SLTA.
Sementara Jokowi sudah bertahun tahun ribut soal ijazah palsu terbitan pasar Pramuka Jakarta dan diduga kuat ijazah SMA gak jelas. ada juga yang mengatakan ijazah Sarjana S1 Jokowi terbitan Universitas Gajah Mada ( UGM ), kemudian si Gibran atau anaknya, diributkan hanya memiliki ijazah kursus baik di Austrlia maupun Singapura. " Aneh anak sama bapak sama saja ga jelas sekolahnya " kata Ncuhi Pajo.
Mengapa Ijazah Jokowi & Gibran Harus Dipersoalkan sampai tuntas..?
Betapa banyak pertanyaan sederet itu yang dilontarkan publik, lebih khusus berasal dari para pendukung / simpatisan Jokowi Gibran.
Menurut Ncuhi, Jawabannya tak harus mengada ada, atau membuat retorika yang jelimet, cukup jelaskan saja sesuai fakta dan realita tentang apa urgensinya bila dibiarkan atau di tuntaskan soal ijazah Jokowi dan Gibran. Sebab dengan membiarkan mereka yang menggunakan ijazah seupama palsu, tentu secara sadar bahwa kita semua telah membolehkan / melegalkan ijazah palsu berlaku di NKRI. Hal tersebut berakibat sangat fatal, sebab bisa saja berdampak pada bubarnya pendidikan formal di negri ini, cukup memmbeli di pasar Pramuka dll.. " Pendidikan yang se harusnya di tempuh selama belasa tahun, cukup menunggu 1 jam di pasar Pramuka dapat S3 beres kan .?" Canda Ncuhi.
Bila sudah demikian, kasihan deh sarana dan prasarana pendidikan yang telah dengan susah payah dibangun sejak nenek moyang kita dulu, tak di pentingkan lagi, hanya karena ulah dua anak manusia yang tak jelas juntrungnya itu. " Donk jadi tolol semua anak cucu kita ." Ucap Ncuhi
Maaf yah bukannya menghina kepada sesama manusia, " Lihat tu si Gibran, SDM orang seperti itu jadi wakil presiden ..? " selah Ncuhi.
Puluhan juta generasi bangsa yang jauh lebih layak dari Giban.
Tetapi apabila dituntaskan soal ijazah dua orang tersebut, tentu selain nama ke dua orang itu dapat pulih kembali di tengah masyakat jika ijazahnya benar, juga sebaliknya sebagai efek zerra bagi kita semua ketika ijazah mereka PALSU.
Tentang mengapa ijazah presiden dan wakilnya terdahulu tidak dipersoalkan..?
Jawabnya, selain para pendahulu itu, sekolah serta ijazahnya benar syah, juga tak ada para pihak yang mempersoalkan ijazah mereka.." Kalau Jokowi kan sudah memparsekusi alias memenjarakan paksa orang terkait ijazah palsu. " ketus Ncuhi.
Kesimpulannya, bila ijazah Jokowi & Gibran terbukti palsu, maka diera kepemimpinan bapak dan anak inilah terjadinya KECELAKAN sejarah bangsa sekaligus menorehkan pritiwa kelam bangsa.
" Pokoknya Tindak Keras Jokowi Gibran Selamatkan Anak Cucu Kita ".
tutup Ncuhi Pajo
Pajo, 16 Nov 2025
Pewarta : Mus








