Depok, Benua Post Nusantara | Dalam kehidupan baik itu kehidupan sosial manusia maupun kehidupan pada alam semesta, telah berlaku hukum sebab dan akibat. Setiap manusia dihadapkan pada pilihan, yang di dalamnya tersimpan konsekuensi dari pilihan-pilihan tersebut. Setiap orang yang berbuat kejahatan, kejahatan itu akan kembali pada dirinya bahkan akan mencelakai lingkungannya, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, hidup manusia sangat dipengaruhi oleh alam tempat ia hidup, alam pun turut merasakan akibat dari perbuatan yang manusia lakukan, sehingga manusia dan alam semesta saling mempengaruhi satu sama lain. Dekadensi moral pada manusia akan berdampak pada alam semesta yang dampak buruknya akan kembali lagi kepada manusia. Di sinilah pentingnya menjaga moral.
Pengertian
Sebelum masuk ke pembahasan inti, terlebih dahulu kita harus memahami istilah "dekadensi moral". Dikutip dari KBBI, dekadensi adalah kemerosotan akhlaq atau moral. Sedangkan dilansir dari Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, moral adalah nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam lingkungan hidup manusia yang dibuat untuk mengatur tingkah laku manusia dan menjaga hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta atau manusia dengan Tuhan (Allah). Sebagai contoh sifat jujur dalam suatu budaya dinilai sebagai sifat positif.
![]() |
| Klik disini untuk informasi marmer |
Terjadinya dekadensi moral adalah ketika semakin banyak orang yang tidak menjalankan norma-norma yang telah ditetapkan dalam masyarakat (moral). Tanda dekadensi moral terjadi adalah semakin banyaknya orang yang melakukan kejahatan atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh dewasa, remaja, bahkan bisa juga dilakukan oleh anak-anak.
Dampak
Dampak dari kerusakan moral sangat beragam dan akan berakhir pada rusaknya masa depan karena kejahatan yang merajalela, bentuk kerusakan moral dan kejahatan yang telah benar-benar terjadi dan dilakukan oleh orang dewasa bahkan kaum remaja adalah sebagai berikut:
1. Pencurian atau begal.
2. Tawuran sampai terjadi tragedi saling membunuh antar sesama manusia.
3. Perundungan verbal yang dianggap sebagai bahan candaan, seperti boddy shaming yang menandakan kurangnya toleransi.
4. Hubungan seksual di luar nikah.
5. Penyalahgunaan zat adiktif, seperti NAPZA dan narkoba.
6. Gaya hidup kebarat-baratan yang cenderung hedonisme, yaitu memaksakan kehendak untuk selalu bisa mengikuti trend.
7. Mengeluarkan suara keras dan bahasa kasar saat berbicara.
8. Tumbuh persaingan dan seseorang akan lebih bersifat individualis atau egois.
9. Rusaknya alam semesta dan terjadinya bencana alam disebabkan manusia yang kurang bertanggungjawab. Dan banyak lagi.
Dilihat dari dampak dekadensi moral di atas, perbuatan-perbuatan seperti itu tentu akan merusak hubungan sosial dan merusak alam semesta. Ketika hubungan sosial di antara masyarakat retak, maka kepercayaan dan permusuhan akan tumbuh pada diri masing-masing orang. Sebelum hal itu terjadi, kita perlu bersama-sama menjaga dan memperbaiki moral kita. Namun, sebelum memperbaikinya, kita perlu penyimak penyebab dari terjadinya dekadensi moral khususnya pada Generasi Z.
Penyebab
1. Faktor orangtua beserta gaya pendidikannya
Dikutip dari pernyataan Kompasiana.com mengenai faktor-faktor terjadinya dekadensi moral di kalangan Generasi Z, menyatakan bahwa lingkungan terdekat dan yang paling bisa mempengaruhi adalah orangtua.
Orangtua yang kesulitan mencari pendapatan membuat mereka bersikap keras pada anak mereka, alhasil anak yang peniru ulung akan mereplikasikan apa yang ia lihat dan rasakan. Kurangnya perhatian atau kasih sayang dari orangtua, merasa kurang dipahami, kurangnya fasilitas, waktu, dukungan untuk menunjang prestasi mereka dan lain-lain.
2. Kondisi ekonomi keluarga
Kondisi ekonomi keluarga yang kurang stabil dapat melahirkan anak dengan moral yang inferior. Remaja dengan tuntutan bekerja membantu orangtua akan kelelahan sehingga aktivitas belajarnya kurang maksimal dan sulit mengontrol emosi.
3. Kurangnya edukasi
Kurangnya edukasi dalam menentukan tingkah laku dan mengelola emosi dan pengetahuan yang kurang membuat remaja sekarang kurang memikirkan dampak buruk dari apa yang akan dan telah dia lakukan.
4. Dampak buruk dari globalisasi dan kemajuan teknologi
Universitas Medan Area menyatakan, penggunaan media sosial yang diikuti dengan penyebaran informasi yang di dalamnya terkandung budaya-budaya luar secara sadar ataupun tidak, akan sangat mempengaruhi pola pikir orang-orang di zaman ini. Otomatis budaya yang dianggap kekinian namun memiliki dampak buruk akan ditiru oleh Generasi Z.
6. Faktor pergaulan dan lingkungan masyarakat
Salahsatu faktor seseorang berani melakukan sesuatu yang sebenarnya melanggar nilai-nilai moral adalah karena diajak oleh teman sebaya dan pembiaran oleh masyarakat.
8. Kesadaran pribadi
Kurang merenungi apa yang baik dan apa yang tidak baik dan kurang memahami ekspektasi orang lain terhadap dirinya.
Terlebih lagi, manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tidak diawasi secara ketat dan jika memang dalam diri pribadi individu tidak ada kesadaran untuk menjaga moralnya, individu akan melakukan cara apapun untuk memenuhi keinginannya. Sekalipun ia harus berbohong, mencuri, merampok bahkan melakukan tindak kekerasan terhadap sesama manusia.
Solusi
Satu-satunya cara agar tidak terjadi dekadensi moral adalah melaksanakan apa yang menjadi perintah dan menjauhi larangan yang tersusun secara indah dalam kitab-kitab-Nya. Hanya dengan memahami kehendak dari Sang Pencipta dan memasukannya dalam kesadaran manusia-lah yang dapat menghantarkan ummat manusia kepada kedamaian dan kesejahteraan sejati.
Dengan mengetahui dan memahami istilah dekadensi moral ini, kita dapat membayangkan seberapa besar bahayanya dekadensi moral bagi kehidupan ummat manusia di masa kini dan masa yang akan datang. Bukan hanya sekedar sopan santun yang memudar, tapi sifat merusak yang dianggap wajar yang perlahan akan membinasakan manusia itu sendiri.
Demikian, kita telah membahas mengenai pengertian, dampak, penyebab dan solusi dari dekadensi moral yang lebih merujuk kepada Generasi Z dan generasi selanjutnya. Semoga bermanfaat.
Penulis:










