
Nganjuk, benuapostnusantara.com – Sejumlah wali murid SMAN 1 Patianrowo, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk, mengeluhkan kebijakan sekolah yang diduga memaksa siswa mengikuti program study tour ke Yogyakarta.
Kegiatan tersebut rencananya akan digelar dalam waktu dekat dengan biaya sekitar Rp 330.000 per siswa. Beberapa orang tua mengaku keberatan dengan kebijakan tersebut karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung.
Kami diminta membayar biaya cukup besar. Katanya wajib ikut atau minimal tetap harus membayar Rp 330 ribu per siswa,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Tim wartawan mencoba mengonfirmasi hal ini kepada pihak sekolah. Kepala Sekolah SMAN 1 Patianrowo, Jainul Munadir, menjelaskan bahwa kegiatan study tour tersebut hanya bersifat anjuran, bukan paksaan.
“Kami hanya menyarankan siswa untuk ikut program study tour ke Jogja, tidak ada paksaan sama sekali,” ungkap Jainul Munadir kepada awak media.
Meski demikian, kebijakan ini tetap menuai sorotan dari berbagai kalangan. Pemerhati pendidikan di Nganjuk menilai bahwa kegiatan study tour semestinya bersifat sukarela, bukan kewajiban yang membebani siswa maupun orang tua.
“Jika kegiatan dilakukan di luar kota, pihak sekolah juga harus mempertimbangkan aspek keselamatan siswa. Apakah ada jaminan asuransi atau tanggung jawab ketika terjadi sesuatu di perjalanan?” ujar salah satu pemerhati pendidikan lokal.
Masyarakat pun menilai bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat pembinaan karakter dan pendidikan, bukan tempat pemaksaan kebijakan.
Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk diharapkan segera menindaklanjuti keluhan ini dan memastikan seluruh kegiatan sekolah berjalan sesuai prinsip keadilan, kesukarelaan, dan transparansi.
(Red/Bas – Bersambung...)


.png)
.png)



