Garut, Jawa Barat — benuapostnusantara.com
Harga telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Di Pasar Guntur Ciawitali, Garut, harga telur tercatat naik hingga Rp4.000 per kilogram, dari semula Rp27.000 menjadi Rp31.000 per kilogram.
Kenaikan tersebut terjadi secara bertahap sejak awal September 2025. Tak hanya pembeli harian, sejumlah pembeli dari luar pasar juga ikut memborong telur dalam jumlah besar.
Menurut para pedagang, lonjakan harga ini dipicu oleh meningkatnya permintaan telur untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Garut. Program tersebut membutuhkan pasokan telur dalam jumlah besar sebagai salah satu sumber utama protein hewani.
Situasi serupa juga terjadi di Pasar Kabupaten Kediri, Jawa Timur, di mana harga telur kini mencapai Rp30.000 per kilogram. Di Pasar Ngadiluwih, kenaikan harga sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.
Kondisi ini membuat sebagian warga beralih membeli telur bentesan atau telur retak yang dijual lebih murah. Seorang pedagang di Kediri menyebut, dalam sehari ia mampu menjual telur bentesan hingga 200 kilogram lebih.
“Saya lebih memilih telur bentesan karena lebih hemat. Selisih harganya bisa sampai Rp5.000 per kilogram,” ujar seorang warga.
Sementara itu, di Pasar Tradisional Pinasungkulan Karombasan, Manado, Sulawesi Utara, harga telur ayam juga mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir.








