Bekasi, benuapostnusantara.com – Fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada Minggu (7/9/2025) malam tidak hanya menjadi tontonan langit, tetapi juga membawa cerita tradisi di kalangan masyarakat pedesaan. Di beberapa daerah, terutama yang masih kental dengan budaya turun-temurun, ibu hamil memilih untuk bersembunyi di bawah kolong bale atau tempat tidur kayu saat gerhana berlangsung.
Tradisi ini diyakini dapat menghindarkan janin dari gangguan atau “sawan gerhana” yang dipercaya masyarakat bisa menyebabkan bayi lahir dengan tanda atau kelainan. Meski belum ada bukti ilmiah, kepercayaan tersebut tetap dipegang sebagian warga hingga sekarang.
Siti Maryam (36), seorang ibu hamil asal Sukatani, Kabupaten Bekasi, mengaku mengikuti anjuran orang tua dan tetua kampung untuk berdiam di bawah bale ketika gerhana terjadi. “Katanya biar anak nggak kena dampak gerhana. Jadi saya ikutin saja, sambil banyak doa juga,” ujarnya.
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gerhana bulan hari ini total. Fenomena ini murni peristiwa astronomi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, sehingga bayangan bumi menutupi permukaan bulan.
Haris Pranatha