• Cari yang kamu suka

    Copyright © Benua Post Nusantara
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Live

    Iklan

    Menu Bawah

    Breaking News


    Idul Adha


     

    Perjuangan Jurnalis Perempuan Mampu Menciptakan Sebuah Buku Berjudul " KEBEBASAN PERS DALAM BAYANG BAYANG KRIMINALISASI "

    Redaksi
    Selasa, 15 Juli 2025, 12:37:00 PM WIB Last Updated 2025-07-15T05:37:39Z


    benuapostnusantara.com, jakarta - Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, media massa menjadi alat penting dalam perjuangan emansipasi perempuan



    Sebuah antropolog Belanda mencatat bahwa gerakan emansipasi perempuan di Indonesia didorong oleh keberadaan surat kabar.


    Salah satu tokoh penting yang muncul pada masa ini adalah R.A. Kartini. Kartini menggunakan media untuk menulis tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan pribumi. Melalui surat-suratnya yang kemudian dipublikasikan di surat kabar.


    Dan kini hadir seorang Jurnalis Perempuan berjilbab biasa di panggil Netti yang sudah hampir 30 tahun dalam dunia jurnalistik.


    Dan hari ini beliau menjadi seorang ketua Serikat Pers Republik Indonesia Provinsi Bali, yang baru baru ini di bully oleh orang orang yang tidak mengetahui jejang karirnya yang dia tempuh Serta tidak paham kaidah, etika Kejurnalistikan serta UU Pers No 40/1999


    Namun Sejauh ini, pekerjaan jurnalis tidak ‘membunuh’ karakternya yang ingin terus tumbuh dan berdampak bagi banyak orang. 


    Mendengarkan kisah soal perjalanan hidup yang berat, menjadi satu di antara pemantik semangatnya terus berjuang hingga kini dia menciptakan sebuah buku yang berjudul " KEBEBASAN PERS DALAM BAYANG BAYANG KRIMINALISASI ".


    Buku ini bagian kisah dilapangan Pekerja Pers dari beberapa periode fakta sudah membuktikan serta teruji. 


    Sejak bekerja dan mandiri, sosok perempuan yang biasa di Panggil Netti tidak pernah lelah memberi dukungan secara mental. Tenaganya seakan tidak pudar dan konsisten seperti jarum jam yang terus berdetak. Netti juga punya Catatan Akademis yang tidak main -main, gelar M. B. A bukan sekedar tempelan ban bocor. Para pekerja Pers harus bangga karena @ Netti selalu suarakan kebebasan Pers jangan jadi Kebablasan membabi buta sehingga menjadi kebodohan. 

    Adapun Jurnalis Indonesia ini juga * terverifikasi sebagai Jurnalis yang sah diakui profesinya oleh Negara Republik Indonesia yang tercatat di BNSP (Badan Sertifikasi Profesi). 



    Perjuangan jurnalis perempuan Netti mengingatkan para pejuang Jurnalis perempuan pertama di Indonesia ( Roehana Koeddoes ) yang merupakan salah satu sosok pejuang Indonesia yang banyak berjasa di bidang pendidikan, jurnalistik, dan politik.


    Karier jurnalisme Roehana dimulai pada tahun 1908, ketika beliau menjadi kontributor di Poetri Hindia, surat kabar perempuan pertama di Batavia. Empat tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1912, Roehana menerbitkan surat kabar perempuan pertama di Minangkabau, Soenting Melajoe. Surat kabar yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya semua perempuan.


    Selalu Belajar Jangan Malu Bertanya


    Laporan : Al

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Tag Terpopuler