Bekasi, benuapostnusantara.com – Peredaran obat-obatan terlarang golongan G di Jalan Dalang I, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, kian mengkhawatirkan. Pil koplo seperti tramadol, hexymer, riklona, alprazolam, mercy, dan dumolid diduga dijual bebas di sejumlah toko yang berkedok sebagai penjual kosmetik, Sabtu (19/7/2025).
Salah satu toko di kawasan tersebut terpantau menjadi tempat transaksi pil terlarang. Keberadaan toko-toko seperti ini menimbulkan pertanyaan serius tentang lemahnya penegakan hukum dan potensi perlindungan terhadap aktivitas ilegal tersebut.
Hasil investigasi lapangan mengungkap bahwa remaja dapat membeli obat-obatan tersebut dengan sangat mudah. Situasi ini mengindikasikan adanya kekebalan hukum yang seolah dimiliki oleh para pelaku bisnis gelap ini.
Aktivis pemerhati lingkungan, Dino P, menyerukan agar aparat penegak hukum bertindak tegas. Ia juga menuntut adanya penyelidikan mendalam terkait dugaan keterlibatan oknum dalam membiarkan bisnis haram ini terus beroperasi.
> “Siapa yang melindungi bisnis ini? Mengapa peredaran pil koplo di wilayah Pengasinan, Rawalumbu begitu mudah dan terbuka?” tegas Dino.
Kekhawatiran juga disuarakan warga sekitar. A (53), seorang warga Kelurahan Pengasinan, mengaku takut melaporkan langsung ke pihak berwenang karena khawatir akan adanya ancaman.
> “Kami takut. Anak-anak muda di lingkungan ini mulai terpengaruh. Efeknya luar biasa—jadi malas, mulai mencuri, bahkan terlibat tawuran,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa toko-toko tersebut seolah kebal terhadap hukum dan berharap pihak kepolisian serta kelurahan segera turun tangan.
> “Situasi ini bukan hanya soal kesehatan generasi muda, tapi juga soal masa depan mereka. Harus ada pengawasan dan tindakan nyata,” ujarnya.
Peredaran pil koplo yang menyasar anak-anak muda menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Diperlukan langkah tegas, koordinasi lintas sektor, dan keterlibatan aktif dari aparat penegak hukum serta pemerintah daerah untuk menghentikan peredaran obat terlarang ini dan melindungi masa depan generasi muda Indonesia.
//Sutinah