Jakarta – Tradisi Betawi dengan akar sejarah Jayakarta kembali menjadi sorotan. Sejumlah tokoh adat, raja nusantara, hingga ulama menilai sudah saatnya Jakarta memiliki lembaga adat yang berfungsi sebagai wadah untuk melestarikan jati diri dan budaya leluhur.
“Jakarta ini sudah istimewa. Seharusnya ada lembaga adat yang menjadi simbol Jayakarta. Dengan begitu, kita bisa menjaga prinsip kualitas dan kemandirian secara otonom. Harapan kita, Pangeran Jayakarta bisa menjadi ikon menuju Jakarta Istimewa,” ungkap Maharaja Kutai Mulawarman dalam pertemuan budaya bersama para raja dan tokoh adat.
Ia menegaskan, keluarga besar Raja Nusantara mendukung gagasan ini. Menurutnya, Indonesia harus kembali pada kekuatan tradisi demi membangun bangsa yang berjati diri dan dikenal dunia sebagai mercusuar peradaban.
Pertemuan yang dihadiri para raja, sultan, ulama, dan tokoh adat ini juga menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah situasi bangsa yang dinilai semakin tidak kondusif.
“Alhamdulillah, acara hari ini mempertemukan para raja, tokoh adat, dan ulama. Yang paling penting adalah bagaimana kita memelihara persatuan dan menjaga warisan leluhur. Para sultan dan raja ini hadir untuk berbuat sesuatu demi kepentingan negara,” ujar salah satu tokoh Banten yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Para pemimpin adat menilai perkembangan teknologi digital yang tidak terkontrol berpotensi mengikis budaya bangsa. Oleh karena itu, mereka menyerukan agar generasi muda tidak melupakan sejarah, melainkan menghidupkan kembali semangat Jayakarta yang pernah ada dan menjadi bagian penting dari identitas Jakarta.
“Peranan raja-raja sebagai pemangku adat di daerah masing-masing sangat penting. Kita harus bersama menjaga budaya agar jati diri bangsa tidak hilang. Dengan begitu, kita bisa menghadirkan bangsa yang lebih aman, sentosa, dan berdaulat,” tutup salah satu sultan dalam forum tersebut.
Supri