Jakarta, 17 Mei 2025 —
Di tengah reruntuhan dan debu kehancuran yang menyelimuti Gaza, secercah harapan masih menyala dalam hati warganya. Tidak ada tempat berlindung yang aman, tidak ada kepastian akan air dan makanan, namun langkah-langkah kaki mereka tetap menyusuri bumi yang telah hancur berkeping.
Gaza hari ini bukan sekadar wilayah konflik, melainkan wajah nyata dari penderitaan manusia yang bertahan di tengah ujian maha berat. Tak bersisa ruang yang utuh, tak ada tanah yang tidak berbekas luka. Namun, yang tersisa dan tetap membentang adalah langit—langit Kuasa Rabb—yang menyimpan harapan tak terbatas.
Di balik kehancuran fisik, ada kekuatan jiwa. Dan di balik penderitaan mereka, ada kesempatan bagi kita—umat manusia yang masih memiliki empati—untuk menjadi perantara kebaikan.
“Berbahagialah mereka yang menjadi jembatan antara Tuhan dan Gaza. Mereka yang mengulurkan tangan, baik lewat doa, bantuan, atau perhatian, sejatinya telah menjadikan dirinya sebagai bagian dari rahmat Allah yang nyata di bumi,” tulis salah satu relawan kemanusiaan dalam pesan yang diterima Benua Post Nusantara.
Kini, dunia sedang menyaksikan sebuah tragedi, tapi juga sedang diundang untuk ikut serta dalam misi kasih. Setiap doa, setiap bantuan, sekecil apa pun, adalah pernyataan bahwa Gaza tidak sendiri.
Gaza mungkin tengah hancur, tapi harapan, cinta, dan solidaritas dari seluruh penjuru dunia masih hidup dan terus mengalir.