Garut, Jawa Barat, benuapostnusantara.com | Peredaran obat keras golongan G di wilayah Kabupaten Garut, khususnya di Kecamatan Leles, kian memprihatinkan. Dari hasil pantauan langsung tim investigasi di lapangan, sejumlah jenis obat daftar G seperti Tramadol, Eximer, dan Aprazolam diduga diperjualbelikan secara bebas tanpa resep dokter di sebuah kios yang berlokasi di Jl. Raya Leles No. 89, Haruman, Kec. Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Toko tersebut diketahui milik seorang pria berinisial AB, yang diduga kuat sebagai pengendali utama peredaran obat keras ilegal di kawasan tersebut. Aktivitas jual beli obat-obatan tersebut dilakukan secara terbuka, seolah-olah kebal hukum dan tanpa rasa takut akan tindakan dari aparat penegak hukum.
Mirisnya, hingga saat ini belum ada tindakan tegas dari pihak berwenang. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat: Apakah para penegak hukum telah menerima “upeti” dari sang pemilik toko? Dugaan adanya bekingan dari oknum aparat pun mencuat ke permukaan.
Warga sekitar yang enggan disebutkan namanya menyebut, praktik jual beli obat keras tersebut telah berlangsung cukup lama. “Sudah sering dilaporkan, tapi seolah-olah tidak ada tindak lanjut. Katanya ada oknum yang membekingi,” ungkap salah satu warga.
Tindakan ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam kesehatan generasi muda. Obat-obatan daftar G jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan ketergantungan hingga gangguan jiwa berat.
Pihak Dinas Kesehatan dan Kepolisian setempat hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan resmi. Sementara itu, masyarakat berharap aparat segera mengambil tindakan tegas sebelum peredaran obat-obatan berbahaya ini menelan lebih banyak korban.
Apakah hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas? Ataukah ada "permainan" yang sengaja dibiarkan demi kepentingan tertentu?
Media akan terus mengawal dan mengungkap praktik-praktik ilegal yang membahayakan rakyat. Jika Anda memiliki informasi tambahan, silakan hubungi redaksi kami.
