![]() |
Perang Rudal Iran-Israel Semakin Memanas, Gaza Terus Berdarah |
Teheran, Tel Aviv, Gaza – 22 Juni 2025 Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat tajam, dengan pertukaran serangan rudal dan drone yang semakin intens dari kedua belah pihak. Dalam perkembangan terbaru, Iran meluncurkan gelombang ke-18 dan ke-19 dari Operasi Janji Sejati 3, yang menargetkan Bandara Ben Gurion, Haifa, dan Tel Aviv. Serangan menggunakan rudal balistik dan drone Shahed-136 ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah gedung pemerintahan serta memicu kebakaran hebat di wilayah Holon.
Militer Iran mengklaim bahwa sebagian besar dari puluhan drone yang diluncurkan dalam 24 jam terakhir berhasil mengenai target dengan presisi tinggi. Sebanyak 14 pusat strategis di wilayah Israel dilaporkan terdampak.
Sebagai respons, Israel menggempur berbagai infrastruktur militer dan nuklir Iran. Serangan diarahkan ke sejumlah fasilitas strategis di Isfahan, Shiraz, dan Bandar Abbas. Dua tokoh senior Garda Revolusi Iran, yakni Said Izadi dan Behnam Shahriari, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Pihak Israel menyatakan bahwa kemampuan rudal Iran telah mengalami kerusakan signifikan, dengan program nuklirnya tertunda hingga dua sampai tiga tahun ke depan.
Iran Bertahan dengan Gigih
Pertahanan udara Iran di berbagai kota besar seperti Teheran, Isfahan, Kashan, Ahvaz, dan Shiraz berhasil mengaktifkan sistem anti-serangan udara. Iran mengklaim telah menembak jatuh enam drone serta sebuah jet tempur F-35 di wilayah Azerbaijan Timur. Di Tabriz, sebuah drone berhasil dijatuhkan.
Namun demikian, korban jiwa terus bertambah. Sejak awal konflik, 430 warga sipil dilaporkan tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka. Di antara korban terdapat dua warga di Qom dan ilmuwan nuklir Eisar Tabatabaei beserta istrinya. Iran juga mengalami pemadaman internet selama 60 jam terakhir, sementara Kementerian Kesehatan bersiap menghadapi potensi kebocoran radioaktif.
Pihak keamanan Iran memperketat pengawasan internal dengan menangkap puluhan tersangka yang diduga agen asing di wilayah Qom, Bushehr, dan Mazandaran. Selain itu, sebuah bom berhasil dijinakkan di Teheran.
Diplomasi Iran dan Ancaman Baru
Menteri Luar Negeri Iran menyatakan bahwa upaya diplomatik hanya akan dilakukan jika agresi Israel dihentikan. Pemerintah Iran menuding Amerika Serikat telah memanfaatkan diplomasi sebagai kedok untuk mendukung operasi militer Israel. Sejumlah pejabat senior Iran juga memperingatkan bahwa reaktor nuklir Dimona milik Israel bisa menjadi target berikutnya, dengan menyebut telah menyiapkan rudal-rudal canggih yang belum digunakan.
Iran menyatakan telah mengubah strategi rudal menjadi lebih presisi dan berdaya hancur tinggi, khusus ditujukan untuk pusat-pusat sensitif di Israel. Iran juga mengklaim telah memperoleh informasi akurat tentang kapasitas pertahanan rudal Israel. Di tengah krisis ini, Pemimpin Tertinggi Iran kembali menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina adalah prinsip utama, dan bahwa kemenangan rakyat Palestina merupakan hal yang tak terelakkan.
Gaza: Derita Sipil di Tengah Perang
Sementara itu di Gaza, serangan udara Israel terus menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya 41 warga Palestina tewas sejak fajar, termasuk 11 orang yang tengah menunggu bantuan. Di antara korban terdapat tiga warga di Rafah, satu di Khan Younis, tiga bersaudara di Gaza timur, serta lima orang — termasuk tiga anak-anak — di kawasan Shuja’iyyah.
Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza mencapai 55.908 orang, dengan lebih dari 131.000 terluka. Dalam 48 jam terakhir saja, lebih dari 200 orang dilaporkan tewas. Militer Israel juga dikabarkan meledakkan sejumlah bangunan tempat tinggal di Khan Younis.
Di sisi lain, kelompok perlawanan Palestina, Saraya Al-Quds, terus melakukan serangan balasan. Mereka dilaporkan berhasil menghancurkan buldoser militer Israel dengan bom barel serta meledakkan ladang ranjau di Khan Younis, sebagai simbol bahwa perlawanan belum berakhir.
(Sumber: Al Jazeera, 22 Juni 2025)