Bali | benuapostnusantara.com | Maraknya aksi oknum wartawan yang melakukan tindakan premanisme dan intimidasi di berbagai wilayah Indonesia dinilai sangat meresahkan dan merugikan masyarakat. Fenomena ini memberikan dampak buruk terhadap citra Media Pers Indonesia serta memengaruhi keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Ketua Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Provinsi Bali, Netti Herawati, S.E., M.B.A., menyatakan dukungan penuhnya kepada aparat kepolisian, khususnya Polda Bali, dalam upaya pemberantasan aksi premanisme yang mengatasnamakan profesi wartawan.
“Premanisme berkedok wartawan sangat merusak kepercayaan publik terhadap media. Ini harus menjadi perhatian serius,” ujar Netti saat diwawancarai oleh awak media di Mapolda Bali.
Netti juga menghimbau kepada para pemimpin redaksi (Pimred) media agar segera mengevaluasi kinerja wartawan di lapangan dan lebih selektif dalam proses rekrutmen.
“Saya mengajak semua Pimred untuk bertanggung jawab. Jangan asal mengangkat wartawan. Integritas dan kompetensi harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Ia juga menyerukan kepada masyarakat agar tidak ragu melapor apabila menemukan praktik intimidasi atau tindakan premanisme yang mengatasnamakan wartawan.
“Jika ada masyarakat yang mengalami atau melihat kejadian seperti itu, segera laporkan ke Polda Bali atau kantor polisi terdekat,” tambahnya.
Netti pun menegaskan, apabila ada pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan, mereka dapat menggunakan hak jawab sebagaimana diatur dalam UU Pers.
//Rdi
