ACEH SINGKIL – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda Aceh Singkil dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai tingkat kritis, menyebabkan antrean panjang yang mengular di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Menanggapi situasi ini, Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, secara resmi mendesak PT Pertamina untuk segera menambah alokasi pasokan BBM ke daerahnya. Desakan ini disampaikan Oyon saat menyambut kedatangan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, di Lapangan Bandara Syekh Hamzah Fansuri, Selasa (9/12/2025).
“Kita telah meminta kepada PT Pertamina Indonesia untuk menambah kuota BBM untuk Aceh Singkil. Kebutuhan masyarakat sangat besar, dan bukan hanya warga lokal—banyak warga dari daerah lain juga mengisi BBM di wilayah kita karena terdampak banjir,” ujar Bupati Oyon kepada wartawan.
Tudingan Lamban dan Praktik Penimbunan
Krisis BBM di Aceh Singkil disinyalir diperparah oleh minimnya pasokan resmi dari Pertamina dan adanya praktik penimbunan.
Sebelumnya di pemberitaan media, Ketua LSM Gerakan Anti Korupsi dan Penyelamatan Aset Negara (Gakorpan) Aceh Singkil, Pardomuan Tumangger (PRD), mengkritik keras langkah pemerintah daerah yang dinilai lamban. Menurutnya, masalah utama adalah kuota.
“Selama pasokan tidak ditambah, antrean akan terus mengular. Faktanya, setiap SPBU hanya menerima satu tangki tiap dua hari, itu pun hanya 16 ton, sementara kebutuhan harian mencapai lebih dari 30 ton,” ungkap PRD pada hari yang sama.
Selain itu, Bupati Oyon juga secara tegas meminta masyarakat untuk tidak melakukan praktik penimbunan BBM.
“Jangan menimbun BBM. Ini salah satu pemicu kelangkaan. Minyak adalah kebutuhan prioritas masyarakat sehari-hari,” tegasnya.
Pemerintah daerah berharap PT Pertamina dapat merespons cepat permintaan penambahan kuota ini agar krisis BBM yang berdampak luas pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Aceh Singkil segera teratasi. (Tim)






