Solo, benuapostnusantara.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan pihaknya akan melakukan perbaikan tata kelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Langkah ini diambil setelah kembali muncul kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Perbaikan tata kelola dapur MBG dan standar higienitas SPPG akan segera dilakukan. Kami tidak ingin kejadian serupa terus berulang,” kata Dadan, dikutip dari Kompas.com, Jumat (29/8/2025).
Kasus keracunan ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi di DIY hanya dalam kurun waktu sebulan. Total, hampir 1.000 siswa menjadi korban keracunan makanan dari program MBG, yang merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam bidang pemenuhan gizi pelajar.
Menurut laporan sementara, gejala yang dialami para siswa di antaranya mual, pusing, hingga muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan yang dibagikan melalui program tersebut. Seluruh korban telah mendapat penanganan medis di sejumlah fasilitas kesehatan setempat.
Dadan menambahkan, BGN bersama dinas terkait di daerah akan melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari pengadaan bahan baku, distribusi, hingga pengawasan mutu makanan di setiap dapur MBG. Ia juga menegaskan pentingnya koordinasi lintas instansi agar kasus serupa tidak kembali terulang.
“Kami akan memperketat pengawasan kualitas makanan, mulai dari dapur hingga ke tangan siswa. Ini menjadi prioritas agar program MBG berjalan sesuai tujuannya, yaitu meningkatkan gizi anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pihak, termasuk orang tua siswa, mendesak pemerintah untuk segera melakukan investigasi menyeluruh serta memberikan jaminan keamanan terhadap program MBG. Mereka menilai, meskipun program ini membawa manfaat besar bagi pemenuhan gizi pelajar, namun keamanan dan keselamatan anak-anak harus tetap menjadi prioritas utama.
Sumber. Kompas.com
Editor: Redaksi bpn
