![]() |
Gubernur DKI Jakarta Soroti Pentingnya Keberlanjutan dan Integrasi Kota dalam Jakarta Future Festival |
JAKARTA, benuapostnusantara.com — Gubernur DKI Jakarta menghadiri acara Jakarta Future Festival yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (15/6/2025). Dalam sesi diskusi sebagai narasumber, ia menyampaikan pentingnya keberlanjutan dalam pembangunan dan pemanfaatan ruang publik di ibu kota.
“Yang paling penting adalah bagaimana merawat dan menjaga keberlanjutan dari dimensi-dimensi pembangunan kota. Apa yang sudah dimulai hari ini harus dijaga agar berkelanjutan,” ujarnya.
Gubernur juga menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara ini, yang disebutnya sebagai awal yang baik untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global. Ia mengaku telah berdiskusi dengan Ibu Atika, penanggung jawab acara, mengenai perlunya event seperti ini digelar secara konsisten.
“Ini menunjukkan kepada semua orang, termasuk warga Jakarta, bahwa kota ini kini memiliki ruang-ruang publik yang bisa dinikmati siapa saja, dengan fasilitas lengkap dan representatif,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga dan mengembangkan fasilitas umum, termasuk Planetarium. Gubernur mengaku tengah mempelajari sejarah kecil Planetarium, dan akan memastikan revitalisasi dilakukan secara menyeluruh sebelum menyampaikannya ke publik.
Terkait kebijakan nasional, ia menegaskan kesiapan Jakarta mendukung program strategis Presiden Prabowo, termasuk proyek revitalisasi kawasan pesisir seperti di Muara Angke.
“Jakarta siap bekerja sama untuk menindaklanjuti arahan Presiden. Awalnya kita dapat alokasi 12 km, dan kini ditambah 7 km menjadi 19 km. Tentunya kami juga tengah mempersiapkan pendanaan untuk proyek tersebut,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung pelestarian budaya Betawi. Menurutnya, acara-acara seni budaya harus dibedakan dari aktivitas ngamen, dan harus diarahkan agar mendukung kebudayaan secara utuh.
“Saya ingin menjadikan budaya Betawi sebagai simbol utama. Dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, kita bisa lebih tegas membedakan kegiatan yang mendukung budaya dan yang sekadar cari hiburan,” tegasnya.
Gubernur turut menyinggung tingginya animo publik terhadap ruang-ruang publik baru di Jakarta. Salah satunya adalah taman yang akan dibuka 24 jam untuk perayaan HUT Jakarta. Ia mengaku mendapatkan respons luar biasa dari masyarakat terhadap kebijakan ini, termasuk pembukaan perpustakaan hingga malam hari.
“Saat perpustakaan dibuka jam 10 malam, saya khawatir akan menimbulkan keributan. Tapi ternyata tidak. Ini membuktikan warga kita bisa memanfaatkan ruang publik dengan baik,” ujarnya.
Isu lain yang diangkat adalah tentang layanan kesehatan hewan. Saat ini, Jakarta baru memiliki satu Puskesmas Hewan di Ragunan. Ia berencana membuka setidaknya satu Puskesmas Hewan di setiap kota administrasi, mengingat kebutuhan akan layanan sterilisasi kucing dan anjing semakin meningkat.
“Target awal 22.000 kucing untuk sterilisasi ternyata belum cukup. Reproduksinya di luar dugaan. Maka itu, layanan ini harus diperluas,” tegasnya.
Terakhir, Gubernur menyoroti perubahan besar di kawasan Tanah Abang. Kini, menurutnya, kawasan itu sudah lebih aman dan nyaman, terutama setelah adanya integrasi transportasi dan pengembangan konektivitas antarmoda.
“Dulu orang takut ke Tanah Abang karena rawan pencopetan. Sekarang stasiunnya aman dan nyaman. Kami juga menyambungkan dengan jalur pedestrian yang sedang kami bangun di berbagai wilayah seperti Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat,” jelasnya.
Ia menutup dengan menegaskan bahwa pembangunan di Jakarta membutuhkan perencanaan matang, kolaborasi dengan pemerintah pusat, dan penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk disabilitas.
“Tidak semua hal bisa langsung selesai. Tapi kami mulai dari yang prioritas. Termasuk soal pedestrian dan fasilitas bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya.
Supriyadi