ACEH SINGKIL – Ratusan warga Desa Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil, kini hidup dalam kondisi terisolasi setelah dua jembatan penghubung utama di jalur desa, termasuk jembatan di Dusun Anak Laut, Dusun Tiga, putus total diterjang banjir besar yang terjadi sejak Rabu lalu.
Kondisi ini menyebabkan warga kesulitan memperoleh kebutuhan mendesak seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan, serta terputusnya akses keluar masuk desa.
Kelaparan dan Kebutuhan Mendesak
Jasmariani, salah satu warga Dusun Tiga, Desa Gosong Telaga Barat, mengaku keluarganya hanya bisa makan sekali sehari karena tidak ada akses ke warung dan belum adanya bantuan dapur umum.
"Kemarin cuma makan sekali. Warung tidak ada yang buka. Kami lapar. Mohon pemerintah tolong kami," ujarnya terisak pada Jumat (28/11/2025) sore.
Ia menambahkan, sejak jembatan runtuh, stok kebutuhan pokok semakin menipis. Untuk bisa bergerak ke dusun lain, warga harus meniti sebatang pohon cemara yang baru ditebang secara darurat oleh aparat desa pagi tadi.
Krisis Air Bersih dan Listrik Padam
Masalah isolasi ini diperparah dengan padamnya listrik di beberapa kawasan, seperti yang disampaikan Dede Rosadi, warga lainnya. Padamnya listrik ini turut menghambat warga mendapatkan air bersih.
"Listrik mati, air tidak ada. Kami harus beli air mineral jauh ke dusun lain, itu pun untuk masak saja," kata Dede.
Dede menjelaskan bahwa Dusun Tiga, Anak Laut, menjadi wilayah terdampak terparah di mana jembatan benar-benar hancur. Untuk membawa logistik, warga hanya bisa mengandalkan sebatang kayu panjang yang dipasang secara darurat.
"Sudah dua hari kami terisolasi. Kami berharap pemerintah cepat bangun jembatan darurat, kalau bisa jembatan Bailey, supaya masyarakat tidak terputus," tegasnya.
Kerusakan dan Jalur Alternatif Laut
Kepala Desa Gosong Telaga Barat, Ridwan, membenarkan bahwa dua jembatan penghubung di jalur utama desa hancur total dan tidak dapat dilintasi.
"Jalan ke sini total putus. Dua jembatan itu genting sekali. Harapan kami pemerintah segera buat jalan alternatif, minimal Dusun Dua bisa dilalui untuk kirim kebutuhan warga," ujarnya.
Selain infrastruktur, satu rumah warga di Dusun Tiga juga dilaporkan rusak akibat hantaman reruntuhan jembatan.
Saat ini, sebagian warga terpaksa menyeberang lewat laut menggunakan perahu sebagai jalur alternatif. Biaya penyeberangan dipatok Rp25 ribu per orang, atau Rp50 ribu jika bersama sepeda motor. Banyak warga kini mengungsi ke masjid dan ke Kantor Dinas Perikanan.
Ridwan menegaskan bahwa kebutuhan warga saat ini adalah yang paling mendesak, terutama makanan, air bersih, serta akses transportasi darurat untuk memastikan bantuan dapat segera masuk ke desa. (Maksum)






