CIREBON ,13/11/2025 - Proyek sumur resapan yang tengah dikerjakan di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, kini menuai sorotan tajam masyarakat. Program yang dibiayai dari APBD Kabupaten Cirebon sebesar Rp 89.890.000,- dan dilaksanakan oleh CV. Putra Ardi Sela di bawah pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon itu dinilai menyisakan banyak kejanggalan.
Dari informasi di lapangan, proyek ini mencakup 10 titik sumur resapan di beberapa lokasi berbeda di Desa Sarabau, masing-masing dengan kedalaman sekitar 2,5 meter dan diameter 1,4 meter. Namun warga mempertanyakan arah pembuangan air ketika sumur tersebut terisi penuh saat musim hujan tiba.
Kami bingung, kalau airnya penuh, mau ke mana air itu mengalir? Jangan sampai malah jadi kubangan baru, bukan resapan,” ujar salah satu warga Sarabau dengan nada heran.
Pantauan media pada Kamis (13/11/2025) menunjukkan aktivitas penggalian tanah berlumpur tengah berlangsung di beberapa titik. Namun warga mengeluhkan tidak adanya sosialisasi dan penjelasan teknis dari pihak pelaksana maupun DLH Kabupaten Cirebon.
Sorotan semakin tajam setelah Fuad, Ketua Paguyuban Rakyat Cirebon (Paraci), ikut angkat bicara keras menanggapi proyek tersebut. Ia menilai pekerjaan ini harus diaudit secara transparan karena menggunakan uang rakyat dan berkaitan langsung dengan kepentingan lingkungan.
Kami mendesak DLH Kabupaten Cirebon untuk terbuka. Masyarakat berhak tahu untuk apa dan bagaimana proyek ini direncanakan. Jangan cuma gali lubang tanpa kajian, lalu dibilang sudah konservasi,” tegas Fuad, dengan nada lantang.
Ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara nilai proyek dengan hasil di lapangan yang tampak sederhana. Menurutnya, proyek sebesar hampir Rp 90 juta seharusnya memiliki dokumentasi teknis yang jelas, sistem pembuangan air yang aman, dan pelibatan warga dalam perencanaannya.
Kalau memang tujuannya menyerap air hujan, maka harus ada perhitungan matang. Bukan sekadar gali 10 titik lalu selesai. Kami akan terus kawal ini agar tidak jadi proyek asal jadi,” tambahnya.
Warga pun berharap DLH Kabupaten Cirebon segera turun tangan memberikan penjelasan resmi. Proyek yang seharusnya menjadi solusi penyerapan air tanah, kini justru menjadi bahan perbincangan dan kecurigaan di tengah masyarakat.
Kami cuma ingin jelas dan transparan. Jangan sampai proyek lingkungan ini jadi proyek pemborosan,” tutup seorang warga dengan nada kecewa.
(Nuhman)







